Masalah Pembangunan Tanggul Laut Raksasa Di Utara Jakarta



Oleh: Ahmad Munir

a. Analisa Pengambilan Keputusan dari Sisi Paradigma Ilmu Pengetahuan

Paradigma ilmu pengetahuan yang dikembangkan dalam pembangunan tanggul laut raksasa di Utara Jakarta adalah scientific management paradigm. Fokus utama dari paradigma ini adalah efisiensi, efectiveness, cost & benefit. Paradigma ini telah dikembangkan dalam bentuk penilaian sumber daya alam atau bencana dalam nilai material. Bagi keputusan kebijakan pembangunan tanggul pantai, konsep ilmiah dan metode ilmiah hanya dikembangkan sebagai alat untuk membenarkan kebijakan dan kepentingan. Kepentingan utama dari pembangunan tanggul laut raksasa adalah kepentingan ekonomi, yakni menambah luas lahan hasil reklamasi.  

Pembangunan tanggul laut raksasa di Utara Jakarta dari sisi paradigma ilmu pengetahuan adalah suatu konsep rekayasa penanggulangan masalah air di pesisir Kota Jakarta. Ada beberapa model pengembangan yang sudah berhasil, seperti di Belanda dan Korea. Namun tidak berarti, pengembangan pembangunan tanggul laut raksasa pada model yang ada, tidak mengalami pertentangan. Secara aktual, konsep pembangunan tanggul laut raksasa telah teruji dan terbukti, salah satunya di negara Belanda, dan digunakan sebagai alternatif mengembangkan kawasan/wilayah daratan dengan menanggul laut/pantai. 

Pembangunan tanggul raksasa dalam konsep pengendalian banjir berprinsip pada kaidah menjauhkan air dari manusia, dengan bantuan teknologi. Secara ilmiah, justifikasi pembangunan tanggul raksasa adalah fenomena global warming, yang menyebabkan banjir di berbagai wilayah, serta kenaikan muka air laut akibat pencairan es di kutub utara. Penjelasan ini banyak mendapat pertentangan dari kaidah ilmiah yang digunakan sebagai landasan dalam proyek pembangunan Pembangunan tanggul laut raksasa di Utara Jakarta. 

Tabel: Pertentangan Paradigma Pengambilan Keputusan dan Ilmu Pengetahuan

No Paradigma Pengambilan Keputusan Paradigma Ilmu Pengetahuan

1 Untuk mengatasi pasang air laut akibat global warming Ilmu pengetahuan masih memperdebatkan global warming sebagai fenomena akibat perubahan iklim atau siklus bumi, kebenarannya masih diperdebatkan

2 Untuk mengatasi pasang air laut akibat global warming Alasan kenaikan muka air laut tidak signifikan. Pembandingnya adalah Malaysia dan Singapura juga terancam namun tidak melakukan.

3 Penyediaan sumber air bersih Lebih baik mengambil air bersih di bagian hulu

4 Tanggul laut dipandang mengatasi banyak masalah Tanggul laut dinilai akan mengatasi menyebabkan banyak masalah

5 Untuk mengatasi banjir rob Secara ilmiah yang dibutuhkan adalah tanggul pesisir, bukan tanggul pantai.

Jadi dari sisi paradigma ilmu pengetahuan, pembangunan tanggul di teluk utara Jakarta mendapat banyak pertentangan, karena tidak sesuai dengan paradigma ekologi. Sebagian besar berpendapat bahwa dari sisi ekologi, pembangunan tanggul pantai di teluk utara Jakarta bertentangan dengan kaidah ilmu pengetahuan. Namun, bagi sebagian ilmuan berpandangan dari sisi pragmatis, pembangunan tanggul akan membawa manfaat pada upaya penanggulangan banjir di DKI Jakarta dan penambahan luas wilayah untuk kebutuhan akan lahan bagi penduduk.

b. Analisa Pengambilan Keputusan dari Sisi Paradigma Ilmu Lingkungan

Paradigma Ilmu Lingkungan selalu memandang objek pembangunan sebagai studi multidisiplin, melibatkan berbagai komponen ilmu, dan satu sama lain perlu diakomodasi, untuk melihat keseimbangan antara komponen fisik, sosial dan ekonomi.

Sementara ini, tanggul raksasa lebih dipandang sebagai proyek infrastruktur ekonomi, yang akan membawa manfaat bagi kegiatan ekonomi pada masa mendatang, sekaligus menjadi jembatan bagi pengembangan kawasan pesisir yang tangguh.

Secara kelembagaan, tidak terjadi keseimbangan antara kesepakatn yang dibuat pemerintah dengan pandangan akademisi, kaitanya dengan pembangunan tanggul pantai di Teluk Utara Jakarta. Sebagian besar lembaga ilmiah cenderung memandang ide pembangunan tanggul pantai, sebagai ide yang bertentangan dengan kaidah lingkungan, dilihat dari pandangan institusi dalam menilai kebijakan tersebut. 

Tabel: Pandangan kalangan ilmuan terhadap pembangunan tanggul pantai di teluk utara Jakarta

Hampir tidak di temukan paradigma lingkungan yang paling sesuai, baik dari sisi proses maupun dampak yang akan dihasilkan. Paradigma yang paling sesuai hanya paradigma ekonomi, yang mana pembangunan teluk utara Jakarta, akan meningkatkan luasan lahan Provinsi DKI Jakarta, yang bernilai investasi, juga infrastuktur tambahan seperti tol di tanggul pantai tersebut. Keseluruhan pandangan ilmiah ini dapat terjadi dalam jangka panjang, sehingga dimungkinkan kerusakan ekologi yang terjadi lebih besar dibanding keuntungan ekonomi yang dihasilkan sesaat. 

c. Analisa Pengambilan Keputusan dari Sisi Agenda Setting

Masalah Pembangunan Tanggul Laut Raksasa Di Utara Jakarta dipandang dari aspek agenda setting merupakan bagian dari agenda setting pemangku kebijakan dan pengusaha. Secara ekonomis, wilayah pesisir utara Jakarta adalah kawasan strategis bagi pengembangan kota Jakarta di bagian utara. Di samping untuk mendukung arus barang dan jasa, kawasan utara Jakarta juga merupakan pintu masuk bagi kota Jakarta, dengan nilai ekonomis lahan yang makin meningkat. Sehingga upaya mereklamasi pantai utara Jakarta menjadi daya tarik bagi banyak investor untuk mengembangkan hunian di wilayah tersebut.


Isu pembangunan tanggul pantai Jakarta datang pada era pemerintahan Fauzi Bowo dan usulan datang dari Konsultan Belanda. Konsepnya terus berkembang dari awal diusulkan hingga sebagian proyek telah dijalankan. 

Pada saat ditetapkan sebagai kebijakan, isu ini diangkat sebagai bagian dari tantangan pemerintah menjawab isu global, yaitu pemasan global. Dasar penetapan kebijakan tersebut adalah: 1) Untuk mengatasi pasang naik air laut, akibat global warming. 2) Akan dibangun pulau-pulau dengan cara reklamasi. 3) Pulau-pulau ini akan dilengkapi tanggul laut. Instrument kebijakannya tertuang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) DKI Jakarta untuk tahun 2010-2030. 


Jika dilihat dari aspek pelaku dari agenda setting yang berjalan yaitu:

 

Pada layer I, Pengambilan keputusan dari sisi agenda setting dari pembangunan tanggul di teluk utara Jakarta menjadi agenda dari para pengusaha dan pemerintah provinsi DKI Jakarta. Tujuannya untuk mengembangkan kawasan kota untuk menjawab kebutuhan lahan, baik untuk kepentingan bisnis, perumahan, properti dan maupun yang lainnya.

Pada layer II, secara institusional agenda ini diangkat oleh pemerintah provinsi DKI Jakarta dalam rangka mengatasi masalah banjir dan isu perubahan iklim.

Pada layer III, Secara sistematis agenda pembangunan tanggul teluk utara Jakarta diangkat menjadi isu nasional, sekaligus ditetapkan sebagai bagian dari pembangunan skala nasional dengan sebutan “Pengembangan Terpadu Kawasan Pesisir Ibu Kota”.

Pada layer IV, saat ini pembangunan teluk utara Jakarta telah menjadi agenda bersama, lepas dari kritik dan kekurangan dari program ini, menurut pandangan akademisi, pemerhati dan komunitas peduli lingkungan. Proyek ini telah tertuang dalam Instrument Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) DKI Jakarta untuk tahun 2010-2030


d. CATWOE Analysis

1. Customers (C) adalah yang memperoleh manfaat atau dampak (T) dari Pembangunan Tanggul Laut Raksasa di Utara Jakarta yaitu pengusaha, pemerintah dan masyarakat sekitar.

2. Actors (A) adalah yang melakukan (T) adalah pemerintah (Kementrian Koordinator Perekonomian, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementrian Pekerjaan Umum). 

3. Transformation (T) adalah input-output yaitu pembangunan tanggul laut raksasa di Utara Jakarta dan keuntungan ekonomi.

4. Weltanschauung (W) adalah cara pandang (worldview) yang menjadikan T sesuatu yang bermakna sesuai konteksnya yaitu dari pembangunan tanggul laut raksasa di Utara Jakarta akan bermanfaat secara ekonomi dan pengendalian masalah lingkungan. 

5. Owners (O) adalah yang memiliki kekuasaan untuk menyetop (T) yaitu Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten)

6. Environmental (E) adalah Unsur diluar sistem yang sudah ada (given) yaitu Undang-undang republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.  

7. Constraints (C) adalah merupakan ketentuan atau kendala yaitu  penolakan warga dan kelompok peduli lingkungan atas pembangunan tanggul laut raksasa di Utara Jakarta.





Q&A Geografi

Bagaimana cara mengatahui tanggul pantai?

Tanggul pantai dapat dikenali melalui citra satelit, misalnya menggunakan google earth atau citra lain. Adapun ciri-ciri daerah tanggul pantai adalah terdapat wilayah pemukiman di sekitar pantai yang mengikuti garis pantai dan lurus. Sedagkan untuk mengetahui daerah tanggul pantai secara detail kita dapat melakukan pengukuran ke pantai menggunakan DHL, TDS, SALINOMETER. Ciri tanggul pantai yang lain, merupakan daerah pasir.

Bagaimana kulitas Air di Tanggul pantai dapat berubah?

Secara sistematik dapat dijelaskan secara sederhana, sebagai berikut;

penduduk - pemukiman - butuh air - resapan berkurang - proses infiltrasi menjadi kecil akibat jumlah arun-off yang menjadi besar - akibatnya air laut banyak yang naik. Akibatnya kualitas air tanah ditanggul menjadi turun, karena banyak intrusi air laut yang masuk ke tanggul.

Posting Komentar

0 Komentar